SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat
fundamental dalam kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan
dengan sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak masa Adam dan
Hawa.
Sifat
manusia untuk menyampaikan keinginannya dan untuk mengetahui hasrat orang lain,
merupakan awal keterampilan manusia berkomunikasi secara otomatis melalui
lambang-lambang isyarat, kemudian disusul dengan kemapuan untuk memberi arti
setiap lambang-lambang itu dalam bentuk bahasa verbal.
Kapan
manusia mulai mampu berkomunikasi dengan manusia lainnya, tidak ada data
autentik yang dapat menerangkan tentang hal itu. Hanya saja diperkirakan bahwa
kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain secara lisan adalah
peristiwa yang berlangsung secara mendadak. Everett M. Rogers menilai peristiwa
ini sebagai generasi pertama kecakapan manusia berkomunikasi sebelum mampu
mengutarakan pikirannya secara tertulis.
Usaha-usaha
untuk manusia berkomunikasi lebih jauh, terlihat dalam berbagai bentuk
kehidupan mereka di masa lalu. Pendirian tempat-tempat pemukiman di daerah
aliran sungai dan tepi pantai, diplih untuk memudahkan mereka dapat
berkomunikasi dengan dunia luar menggunakan perahu, rakit, dan sampan. Pemukul
gong di Romawi dan pembakar api yang mengepulkan asap di Cina adalah
simbol-simbol komunikasi yang dilakukan oleh para serdadu di medan perang.
Dalam
berkomunikasi, manusia menggunakan lebih banyak gerak-gerik, sikap tubuh dan
mimik, tetapi perumusan pesan itu sendiri lebih dimungkinkan oleh adanya bahasa
dan lambang-lambang yang dapat dipahami bersama.
Kemampuan untuk menggambar atau menuliskan lambang-lambang
yang memiliki arti adalah sutau keunikan dari spesies manusia, dan ini menjadi
salah satu perbedaan paling signifikan antara manusia dengan mahluk yang lain
di bumi ini. Manusia sudah mulai menggambar dan melukis lambang-lambang di batu
sejak tahun 35.000 SM, dan ilustrasi-ilustrasi serupa ini menjadi sebuah bagian
penting dalam kehidupan manusia selama berabad-abad.
Perkembangan komunikasi antarmanusia tidak terlepas dari
pengaruh naluri kemanusiaan itu sendiri. untuk bertahan hidup manusia
membutuhkan manusia yang lainnya untuk saling membantu. Sementara pada tahapan
saling memberikan bantuan inilah proses komunikasi akan sangat dibutuhkan.
A. Zaman Tanda dan Isyarat
Zaman ini merupakan yang paling awal
dalam sejarah perkembangan manusia dan muncul jauh sebelum nenek moyang manusia
dapatberjalan tegak. Dalam berkomunikasi satu sama lain, peran insting
(meskipun masih sangat rendah) sangatlah penting. Proses komunikasi manusia
lebih berdasarkan insting dan bukan rasionya.
Itu semua terjadi karena kemampuan
kapasitas otak manusia masih sangat terbatas. Perkembangan otak mereka juga
sangat lamban. Oleh karena itu, zaman ini berjalan dalam ribuan tahun sebelum
digunakannya gerak isyarat. Bunyi-bunyian dan tanda jenis lain dalm komunikasi.
Dengan kata lain sebenarnya manusia
itu sudah menggunakan “ucapan” dalam berkomunikasi. Akan tetapi proses
komunikasi yang dmaksud bukan seperti yang dilakukan manusia saat ini.
Penggunaan tanda dan isyarat itu
tidak berarti bahwa manusia pada zaman tersebut tidak dapat berkomunikasi.
Gerak isyarat dan tanda itu dalam komunikasi dikenal dengan komunikasi
nonverbal. Hal ini tetap bisa dikattakan berkomunikasi meskipun dengan “bahasa”
dan kemampuannya sendiri. Ringkasnya, merekamengadakan komunikasi dengan
sederhana sekali.
Philip Liberman (1984) pernah
mengatakan bahwa para ahli paleoantropologi menemukan bukti bahwa ukuran
tengkorak panjang lidah, dan jaringan yang lain pada manusia menunjukkan pada
kita letak pangkal tenggorokan dan kotak siara.
Menurut para ahli tersebut dilihat
dari beberapa alat tubuh, dapat disimpulkan bahwa manusia jaman dahulu kala
tidak dapat berbicara seperti manusia sekarang.
Dengan kata lain, mereka tidak bisa
berbicara, karena tidak mempunyai kecukupan alat-alat untuk melakukan itu
(seperti yang dimiliki manusia saat ini). Ini disebabkan struktur neurologis
dan anatominya tidak mecukupi untuk melakukan hal itu.
Sehingga perkembangan zaman dan alam
yang akhirnya merubah kehidupan manusia tersebut, baik perubahan dalam bentuk
fisik maupun perubahan pada kemampuan berpikir dan berkomunikasi.
Lebih dari beribu-ribu tahun
lamanya, pola komunikasi tidak hanya digunakan, tetapi juga mengalami
penyempurnaan dari waktu ke waktu, tentunya sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki. Meskipun ada perkembangan dalam proses komunikasi, proses itu belum
mengarah pada penggunaan bahasa atau percakapan sebagai alat komunikasi yang
bisa dilakukan manusia dewasa ini. Perkembangan penting komunikasi dalam era
ini adalah digunakannya bahasa tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi.
Munculnya tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi berasal dari penyempurnaan
penggunaan suara (geraman, tangisan, dan jeritan) sebagai alat komunikasi.
B. Zaman Bahasa Lisan
Zaman komunikasi lisan ini berjalan
kira-kira 300.000 sampai 200.000 tahun SM. Era ini juga ditandai dengan
lahirnya embrio kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara terbata-bata
dalam kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, manusia pada zaman ini
sering disebut dengan homosapiens. Daripenelitian yang pernah dilakukan,
kemmapuan berbicara dalam sistem bahasa baru terjadi sekitar 90.000 tahun
sampai 40.000 tahun SM. Sementara itu bahasa secara lengkap mulai digunakan
kira-kira 35.000 tahun SM.
Manusia jenis Cro Magnon menjadi
ciri utama era ini. Di awal periode kehidupannya, mausia jenis itu sudah
mempunyai keahlian di dalam membuat peralatan yang berasal dari batu.
Sebagaimana kita ketahui, budaya manusia awalnya dimulai dengan tulisan. Zaman
Batu merupakan salah satu perkembangan awal pengenalan bahasa yang ditulis
(meskipun hanya berupa gambar yang di buat pada batu).
Meskipun perkembangan teknologi
komunikasi diawali dengan penemuan-penemuan mesin pencetak huruf di kemudian
huruf, namun perkembangan komunikasi itu sendiri dimulai dengan kepandaian
melukis hewan buruan di gua-gua yang diabadikan secara grafik kurang lebih
20.000 tahun yang lalu.
Pada awal sejarah perkembangan
manusia dalam mengenal tulisan, mereka telah memahat atau mengukir gambar
binatang dan manusia pada tulang, batu, taring, dan bahan-bahan yang lain.
Manusia pada era ini biasanya mewariskan lukisan indah pada dinding beberapa
gua di daerah mereka tinggal. Ratusan gua itu pernah ditemukan di Spanyol dan
Perancis bagian selatan.
Hampir setiap orang membutuhkan
hubungan sosial dengan orang-orang lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi malaui
pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan
manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Pesan-pesan ini
mengemuka lewat perilaku manusia.
Ketika kita berbicara, kita
sebenarnya sedang berperilaku. Ketika kita melambaikan tangan, tersenyum,
bermuka masam, menganggukkan kepala, atau memberikan suatu isyarat, kita juga
sedang berperilaku. Sering perilaku-perilaku ini merupakan pesan-pesan,
pesan-pesan itu kita gunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain.
C. Zaman Tulisan
Kecakapan manusia berkomunikasi
secara lisan menurut perkiraan berlangsung sekitar 50 juta tahun, kemudian
memasuki generasi kedua di mana manusia mulai memiliki kecakapan berkomunikasi
melalui tulisan.
Bukti kecakapan ini ditandai dengan
ditemukannya tanah liat yang bertulis di Sumeria dan Mesopotamia sekitar 4000
tahun sebelum masehi. Kemudian berlanjut dengan ditemukannya berbagai tulisan
di kulit binatang dan batu arca. Lalu secara berturut-turut dapat disebutkan
pemakaian huruf kuno di Mesir (3000 tahun SM), alphabet Phunesia (1800 tahun
SM), huruf Yunani Kuno (1000 tahun SM), huruf Latin (600 tahun SM).
Di Mesopotamia kuno (berasal dari
kata dalam bahasa Yunani yang berarti “tanah di antara dua sungai”) banyak
sekali kelompok yang menghentikan pengembaraannya dan mulai membangun tempat
tinggal yang permanen. Inilah kota-kota yang pertama. Tahun 6000 SM, Lembah
Sabit Subur juga menjadi tempat lahirnya peradaban.
Mendekati tahun 3.500 SM, manusia
memiliki gagasan untuk mengembangkan serangkaian lambang yang sederhana yang
dapat dipahami oleh kalangan luas, yaitu huruf. Huruf mewakili suara yang
diucapkan dan dengan berbagai cara, satu huruf dapat digabungkan dengan huruf
lain sehungga membentuk apa yang kita namkan kalimat. Sistem ini disebut abjad
fonetik.
Abjad fonetik yang pertama berasal
dari abjad baji yang dikembangkan oleh orang Sumeria kuno. Penyebarannya yang
luas hingga ke wilayah Mesopotamia membuatnya menjadi pendahulu hieroglif
Mesir. Abjad Baji lah yang menjadi cikal bakal Abjad Ibrani maupun Abjad Arab.
Selain itu, ia juga merintis abjad Yunani, yang pada gilirannya mengantar
hadirnya Abjad Romawi yang kini digunakan dalam Bahasa Inggris, Perancis,
Jerman dan sebagian besar bahasa-bahasa barat lainnya.
Abjad Sirilik yang digunakan di
Rusia dan di negara-negara Slavia lain juga berkembang dari Abjad Yunani kuno.
Abjad Cina yang lahir beberapa waktu kemudian setelah Abjad Tinur Tengah kuno,
dipinjam oleh sebagian besar bangsa Asia, misalnya Jepang dan Korea, untuk
dijadikan dasar abjad yang digunakan dalam bahasa masing-masing.
Umat manusia sudah berada di muka
bumi ini setengah juta tahun yang silam. Tulang-belulang Australopithecus
yang baru-baru ini ditemukan, makhluk yang menyerupai kera yang oleh para
ilmuwan dipercayai sebagai nenek moyang manusia modern, usianya empat juta
tahun.
Ada juga sebuah bukti bahwa 30.000
tahun yang lalu manusia sudah membuat peralatan dan hidup berkelompok di
seluruh benua. Juga ditemukan petroglif, atau lukisan batu, yang usianya
kurang-lebih 10.000 tahun, dan ada lukisan-lukisan rumit di dinding-dinding gua
di Spanyol maupun Perancis yang kira-kira berumur 18.000 tahun.
Sejarah tulisan sendiri merupakan
salah satu dari proses pergantian dari gambaran piktografi ke sistem fonetis,
dari penggunaan gambar ke penggunaan sesederhana untuk menyatakan maksud yang
lebih spesifik.
Tahun yang menandai manusia
membentuk kelompok atau hidup bergerombol untuk pertama kalinya adalah athun
20.000 SM. Beberapa kelompok manusia hidup bersama di sebuah kemah yang acap
kali dibuat setengah permanen.
Awalnya, mereka tidak pernah menetap
di suatu tempat, karena sifat dasar manusia adalah mengembara. Mereka berpindah
tempat sesuai dengan musim dan menetap untuk sementara di suatu tempat d mana
ditemukan sumber makanan mereka, antara lain, binatang buas dan tanaman
musiman.
Setelah berlangsung ribuan tahun
lamanya, sampailah manusia ke zaman tulisan (zaman ini muncul sekitar 5000
tahun sebelum masehi). Komunikasi tidak lagi dilakukan hanya dengan
mengandalkan lisan, tetapi didukung pula oleh bahasa tulis.
Sebuah prasasti yang ditemukan
menginformasikan bahwa sekitar 4000 tahun SM ditemukan kota kuno di Mesopotamia
dan Mesir. Sebagaian besar prasasti ini menggambarkan lukisan dengan kasar atau
goresan pada dinding bangunan.
Dari penemuan prasasti ini bisa
dikemukakan bahwa sudah ada standarisasi makna pesan. Misalnya, secara
sederhana gambaran matahari bisa berarti siang hari, membungkuk dengan tanda
panah berarti memburu, dan garis yang berombak berarti danau atau sungai. Semua
ini menjadi simbol awal dari sejarah kemunculan era tulisan.
Beberapa lukisan di antaranya sudah
mengunakan komposisi warna. Bahkan lukisan tersebut menjadi cikal bakal
lukisan-lukisan saat ini. Manusia di zaman ini melukis banteng, rusa kutub, dan
binatang lain yang mereka buru. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa mereka
telah membuat pakaian dari kulit binatang dan menmukan teknik pengerasan tanah
liat dengan menggunakan api.
Lukisan-lukisan yang dibuat oleh
manusia jenis Cro Magnon ini bisa dikatakan menjadi bukti pertama usaha manusia
terbaik pertama dalam upayanya menyimpan informasi.
Sementara itu tulisan alfabet muncul
kurang dari seratus tahun kemudian dan berkembang secara cepat. Tulisan
tersebut menyebar ke seluruh dunia kuno, dan baru beberapa abad kemudian sampai
ke negeri Yunani. Lambat laun gagasan penggunaan simbol huruf konsonan dan
vokal muncul. Saat itu karakter yang dibutuhkan kurang lebih seratus. Suatu
jumlah yang sangat besar tentunya, karena padahal sekarang ini kita hanya
mengenal dua pulu enam karakter huruf.
Sesudah banyak variasi pembahasan
sejarah perkembangan tulisan, satu kejadian yang tidak boleh kita tinggalkan
adalah peristiwa di Yunani. Bangsa ini telah secara efektif dan sederhana
mempunyai sistem standarisasi huruf. Sekitar 500 tahun SM, mereka telah secara
luas menggunakan alfabet.
Akhirnya, alfabet orang-orang Yunani
masuk ke Roma yang kemudian dibangun serta dimodifikasi. Dewasa ini, kita
menggunakan huruf-huruf kapital (majuscule) dan huruf kecil (miniscule)
yang berasal dari Roma itu.
Lambat laun sistem tulisan alfabet
ini berkembang secara cepat dan lengkap. Tanpa bantuan sistem tulisan ini bisa jadi
populasi penduduk yang buta huruf akan menjadi lebih besar. Perkembangan yang
penting pun terjadi pula dalam ilmu pengetahuan, lukisan, pemerintahan, dan
keagamaan.
Sekitar 2500 tahun (sebelum
munculnya agama Kristen), orang Mesir menemukan metode pembuatan jenis kertas
yang dapat tahan lama dari papyrus. Dibandingkan dengan batu, papyrus
jelas lebih baik. Alasannya lebih mudah menulis di papyrus dengan kuas
dan tinta daripada memahat di atas batu. Papyrus itu sendiri
asal-usulnya ditemukan di muara Sungai Nil.
The oldest books were quite unlike our modern ones. They
were baked clay tablets that were used about 5.500 years ago, in Babylon and
Nineveh in Asia Minor.
The Egyptians who lived in the
valley of the Nile found a better material than clay to use for books. They
used a reed-like plant, called “papyrus”.
“Media Buku dahulu adalah
lempengan tanah liat yang dibakar, yang digunakan sekitar 5.500 tahun yang
lalu, di daerah Babilonia dan Nineveh, sebuah daerah di Asia Kecil.
Orang-orang Mesir yang tinggal di
Lembah Sungai Nil menemukan bahan yang lebih bagus dari pada tanah liat untuk
dibuat menjadi buku. Mereka menggunakan semacam tanaman yang disebut dengan
papyrus.”
D. Zaman Kemunculan Retorika
Sebagai cikal bakal ilmu komunikasi,
retorika mempunyai sejarah yang panjang. Para ahli berpendapat bahwa retorika
sudah ada sejak manusia ada. Akan tetapi, retorika sebagai seni bicara yang
dipelajari dimulai pada abad kelima sebelum masehi, ketika kaum Sofis di Yunani
mengembara dari tempat yang satu ke tempat yang lain untuk mengajarkan
pengetahuan mengenai politik dan pemerintahan dengan penekanan terutama pada
kemampuan berpidato.
Pemerintah, menurut kaum Sofis,
harus berdasrkan suara terbanyak atau demokrasi sehingga perlu adanya usaha
membujuk rakyat demi kemenangan dalam pemilihan-pemilihan. Maka berkembanglah
seni berpidato yang membenarkan pemutarbalikan kenyataan demi mencapai tujuan,
yang terpenting khalayak bisa tertarik perhatiannya dan terbujuk.
Orang yang pertama-tama dianggap
memperkenalkan oratori atau seni berpidato adalah orangYunanai Sicilia. Tetapi
tokoh pendiri sebenarnya adalah Corax dari Srakuasa (500 SM). Dialah yang
mula-mula meltakkan sistematika oratori atas lima bagian.
Sudah sejak permulaan perkembangan
retorika menimbulkan perbedaan pendapat (kontroversi) mengenai beberapa hal
yang menyangkut retorika. Kontroversi tersebut menyangkut persoalan pamakaian unsur
stilistika, menyangkut hubungan antara retorika dan moral, dan masalah
pendidikan. dalam pidato-pidato.
Kontroversi pertama menyangkut
persoalan: apakah perlu mempergunakan unsur-unsur stilistika dalam pidato. Ada
tiga aliran, yaitu yang menyetujui penggunaan unsur stilistika, yang menolak,
dan yang berada di luar aliran pertama dan kedua.
Kontroversi kedua menyangkut relasi
antara retorika dan moral: apakah dalam pidato harus juga diindahkan masalah
moral. Dalam pidato biasanya tidak dikemukakan pembuktian-pembuktian secara
ilmiah. Pidato lebih banyak berbicara mengenai kemungkinan-kemungkinan, karena pendengar
biasanya adalah orang-orang yang tidak berpendidikan, atau orang-orang yang
tidak senang mendengarkan pidato. Sebab itu Gorgias dari Leontini, berpendirian
bahwa seorang orator harus menyampaikan bukti-bukti baik mengenai keadilan dan
ketidakadilan dengan cara yang sama baik.
Kontroversi ketiga yang juga sudah
timbul sejak permulaan perkembangan retorika adalah masalah pendidikan.
Kontroversi yang kedua mempunyai ikatan dengan yang ketiga ini. Ahli-ahli
retorika yang siap menerima tanggung jawab moral dalam retorika, mengkritik
rekan-rekan mereka yang mencoba memperoleh keuntungan dalam profesi mereka,
terutama dalam pengadilan. Akibatnya mereka juga tidak mencapai kata sepakat
mengenai topic mana saja yang harus dimasukkan dalam pelajaran retorika di
pusat-pusat pendidikan.
Betapa pentingnya retorika dapat
dilihat dari peranan retorika dalam demokrasi. Dalam hubungan ini terkenal
seorang orator bernama Demosthenes (384-322) yang pada zaman yunani sangat
termasyhur karena kegigihannya mempertahankan kemerdekaan Athena dari ancaman
Raja Phillipus dari Macedonia.
Pada waktu itu telah menaji anggapan
umum bahwa di mana terdapat sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat, di
situ harus ada pemilihan berkala dari rakyat dan oleh rakyat untuk memilih
pemimpin-pemimpinnya. Di mana demokrasi menjadi sistem pemerintahan, di situ
dengan sendirinya masyarakat memerlukan orang-orang yang mahir berbicara di
depan umum.
Demosthenes pada masa jayanya itu
meningkatkan kebiasaan retorika yang berlaku pada zamannya, dan lebih
menekankan pada:
a. Semangat yang berkobar-kobar
b. Kecerdasan pikiran,
Sementara itu di Romawiyang
mengembangkan retorika adalah Marcus Tulius Cicero (106-43 SM) yang menjadi
termasyhur karena suaranya dan bukunya yang berjudul antara lain de Oratore.
Sebagai seorang orator yang ulung, Cicero mempunyai suara yang beratmengalun,
bahkan kadang-kadang pidatonya itu disertai cucuran air mata.
Cicero mengajarkan bahwa dalam
mempengaruhi pendengar-pendengarnya seseorang retor harus meyakinkan mereka
dengan mencermnkan kebenaran dan kesusilaan. Dalam pelaksanaannnya retorika
meliputi:
a.
Investio
Ini berarti mencari bahan dan tema
yang akan dibahas. Pada tahap ini bahan-bahan dan bukti-bukti harus dibahas
secara singkat dengan memperhatikan keharusan pembicara:
1. mendidik
2. membangkitkan kepercayaan
3. menggerakkan hati
b.
Ordo Collocatio
Ini mengandung arti menyusun pidato
yang meminta kecakan si pembicara dalam memilih mana yang lebih penting, mana
yang kurang penting. Penyusun pidato juga diminta untuk memperhatikan:
1. exordium (pendahuluan)
2. narratio (pemaparan)
3. confirmation (pembuktian)
4. reputation (pertimbangan)
Demikian retorika di Romawi yang
banyak persamaannya dengan retorika yang berlaku d Yunani.
Aristoteles berpendapat bahwa pada
waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, sebuah meja lilin yang siap
dilukis oleh pengalaman. Dari Aristoteles, John Locke (1632-1704), tokoh
empirisme Inggris, meminjam konsep ini. Menurut kaum empiris, pada waktu lahir
manusi tidak mempunyai “warna mental”. Warna ini didapat dari pengalaman.
Pengalaman adalah satu-satunya jalan kepemilikan pengetahuan.
Di Yunani, sejak abad kelima sebelum
masehi, terkenal sebuah tempat pemujaan Apollo di Delphi. Ke tempat inilah
raja-raja dan rakyat banyajk meminta nasihat. Seorang pendeta wanita duduk di
atas kursi yang dipenuhi asap dari sajian pemujaan.
Dalam keadaan fana, pendeta tersebut
menjawab pertanyaan pengunjung, dari masalah kontes lagu sampai urusan agama
dan politik. Ketika penjahat-penjahat di koloni Locri meminta nasihat bagaiman
mengatasi kekacauan, orakel Delphi menjawab: “Buat hukum bagimu.” Ketika
orang-orang bertanya siapa manusia paling bijak, dewa Apollo melalui mulut
pendeta Delphi menjawab: ”Socrates”. Dari Delphi menyebar motto yang terkenal :Gnothi
Seauthon (kenalilah dirimu).
Motto ini mengusik para filsuf untuk
mencoba memahami dirinya, sehingga kabarnya motto inilah yang mendorong
berkembangnya filsafat di Yunani.
E. Perkembangan Teknik Pengiriman
Pesan
Meskipun ada anggapan yang
mengatakan adalah ide yang menghasilkan pengetahuan, tetapi baik ide maupun
pengetahuan adalah produk dari pengalaman. Secara psikologis, ini berarti
seluruh perilaku manusia, kepribadian, dan tempramen ditentukan oleh perilaku
masa lalu.
Apa yang telah tejadi di masa lalu
adalah sebuah pengalaman yang mengajarkan hal-hal untuk sesuatu yang baru.
Pengalaman akan kesulitan berkomunikasi maupun pengiriman pesan dalam
komunikasi itu sendiri telah mengajarkan manusia untuk terus mencari dan
menyempurnakan suatu proses komunikasi yang lebih efektif daripada yang
sebelumnya.
Misalnya penentuan lambang atau
simbol-simbol yang dipahami bersama, adalah pengaruh dari keterbatasan dan
kesulitan berkomunikasi pada masa sebelumnya yang dikarenakan oleh belum
ditentukannya kesamaan lambang dan simbol tersebut.
Sejak zaman primitif sampai
sekarang, semua kelompok manusia tergantung pada komunikasi tatap mata,
berhadap-hadapan. Akan tetapi diperlukan adanya sistem mengirim pesan untuk
mengatasi ruang dan waktu.
Dikisahkan bahwa Persia tua telah
mendirikan serangkaian menara yang dinamakan “pos seruan”, dan menempatkan
orang yang bersuara nyaris dan keras atasnya untuk meneruskan berbagai pesan
dengan cara berteriak, beranting dari satu menara ke lain menara.
Orang Romawi mengoperasikan suatu
organisasi pelayanan kurir yang dinamakan cursus publicus. Antara tahun
1305 sampai awal tahun 1800-an, perusahaan House of Taxis telah
meneylenggarakan suatu bentuk pelayanan kkilat berkuda di seluruh Eropa. Pada
tahun 1628, organisasi ini memperkerjakan 20.000 karyawan. Para kurirnya
berseragam biru dan perak menjelajahi seluruh Eropa dengan membawa pesan antara
para pangeran dan jenderal, saudagar dan peminjam uang.
Kantor pos adalah saluran pertama
yang terbuka lebar bagi komunikasi era industri. Pada tahun 1837, kantor pos
Inggris bukan saja membawa berbagai pesan kaum elit, tetapi juga melayani 88
juta kiriman setahun, suatu komunikasi yang luar biasa volumenya dalam ukuran
waktu itu.
Pada tahun 1960, ketika era industry
mencapai puncaknya, jumlah itu mencapai 10 milyar kiriman. Pada tahun yang
sama, kantor pos Amerika Serikat mendistribusikan rata-rata 355 kiriman pos
dalam negeri persetiap pria, wanita, dan anak di negeri itu.
F. Kemajuan Teknologi Komunikasi
Komunikasi makin berkembang dengan
ditemukannya mesin cetak di Cina pada abad ke-10 yang mluas ke Jepang abad
ke-12. Akhirnya komunikasi mulai dapat menembus jarak dan waktu, terutama
setelah Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada tahun 1440.
Perkembangan komunikasi makin
sempurna dengan adanya berbagai penemuan baru. Louis Daguerre menemukan
fotografi yang dapat mengabadikan rupa dan peristiwa (1822). Samuel Morse
menemukan telegrafi jarak jauh pertama (64 KM: 1844).
Thomas Alva Edison menemukan perekam
bunyi (fonograf) pertama, yang dapat mengabadikan komunikasi lisan
secara praktikal (1877). Alexander Graham Bell menemukan telpon yang dapat mempercepat
komunikasi pengganti suara yang sangat memakan waktu dan tenaga (1876).
Guglielmo Marconi menemukan radio
telegrafi (1898), disusul penemuan radio teleponi oleh Reginald
Fressenden(1900). Malam Natal tahun 1906, Fressenden merintis siaran radio
pertama di dunia.
Selanjutnya Edison menemukan film
bicara (1913). Televisi dirintis oleh Paul Nipkov (1883). Sejak tahun 1935,
televisi merupakan alat komunikasi mutakhir.
Sementara itu teleks muncul di eropa
awal tahun 30-an:jaringannya meluas setelah Perang Dunia II, yang mempercepat
penyampaian berita dalam media massa.
Setelah itu ditemukannya kapal api
oleh Robert Fulton (1807), kereta api oleh George Stephenson (1825), serta
pesawat terbang oleh dua bersaudara Wilbur dan Orville Wright (1903), merupakan
penyempurnaan teknologi pengangkutan yang langsung mempengaruhi kelancaran
komunikasi.
Tahun-tahun tersebut adalah tahapan
di mana komunikasi terus mengalami kemajuan dan penyempurnaan. Bahkan di masa
sekarang kita mengenal yang namanya internet, handphone, komputer, serta
beragam teknologi komunikasi yang sudah menggunakan teknik digital.
G. Kesimpulan
Dengan demikian dapat ditarik dua buah kesimpulan mengenai
patokan perkembangan komunikasi pada zaman sebelum masehi hingga zaman mulainya
tahun masehi.
Pada tahun-tahun sebelum masehi, kemajuan proses komunikasi
dimulai pada saat ditentukannya seperangkat lambang dan simbol-simbol yang
dapat dipahami maknanya secara luas. Perkembangan selanjutnya adalah
ditemukannya sejumlah sarana untuk menulis maupun menggambarkan lambang dan
simbol-simbol tersebut. Meskipun pada akhirnya aksara atau huruf ditemukan, namun
lambang dan simbol-simbol berupa gambar-gambar lebih dulu ditentukan sebagai
pengganti suara dalam berkomunikasi.
Sedangkan untuk periode modern, meskipun dasar penemuan
mesin cetak ditemukan di Cina pada abad ke-10, namun teknologi komunikasi baru
dinyatakan berkembang pada tahun 1440, yaitu tahun di mana mesin cetak yang
lebih efisien ditemukan oleh Johannes Gutenberg. Hal ini disebabkan karena baru
setelah mesin cetak hasil penemuan Gutenberg itulah industri percetakan, yang
juga tentunya merupakan industri komunikasi, pertama kali mulai berkembang.
The early development of writing, paper, and printing took
place in the Middle East and China. In 105 c.e. the Chinese began making paper
from rags, but it was not until 700 c.e. that Arab traders brought this new
technology to the West. Earlier, during the T’ang Dynasty in China (618-906
c.e.), Chinese printers used wooden blocks to print characters, than developed
movable day type in 1000. The Koreans further refined the printing process by
developing movable metal type in 1234. However, this inventions did not spawn a
large printing industry. Printing did not evolve further until the fifteenth
century when Johannes Gutenberg of Germany (re)discovered movable type and
Europeans began to further develop and exploit the printing press.
0 comments: